I Gede Titah Pratyaksa:
Yogyakarta - Gegap gempita para penonton sangat terasa saat berlangsungnya
konser“This Is My All” oleh
Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Universitas Atma Jaya Yogyakarta di Concert Hall
Taman Budaya Yogyakarta, Minggu 26 September 2010. Lima ratus tiket untuk
penonton laris manis terjual.Tampak hadir pula Rektor Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, Ir. A. Koesmargono, M.CM, P.Hd., Wakil Rektor I dan Wakil Rektor II
Universitas Atmajaya Yogyakarta, para mahasiswa, pelajar, serta tamu undangan
lainnya. Konser yang digelar dalam rangka Dies Natalis Universitas Atma Jaya
Yogyakarta ke-45 ini sungguh fantastis karena proses penggarapannya sendiri
hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu bulan.Ada beberapa hal menarik yang
tersaji di dalam konser yang memukau ini. Terdapat tiga fragmen yang membagi
rangkaian acara konser yang dikomando oleh Benediktus Deny Wijayanto. Pada
fragmen pertama bercerita tentang kesengsaraan hidup yang dihadapi oleh
manusia, di sini Kelompok Belajar Teater (KBT) Kotabaru menampilkan beberapa
musibah yang pernah melanda Indonesia, seperti halnya bom JW Marriot dan
ledakan tabung gas yang kini tengah hangat diperbincangkan oleh masyarakat.Gerak
agresif serta pengkarakteran tokoh ”teroris” yang memukau mampu membuat para
penonton berdebar-debar. Beberapa lagu penuh penghayatan dilagukan oleh PSM
UAJY, salah satunya adalah lagu 21 Guns, semakin menghanyutkan penonton untuk
ikut merasakan bagaimana kesengsaraan itu seolah benar-benar terjadi. Perang,
bencana, kemiskinan yang tiada akhir selalu membawa penderitaan bagi
manusia.
Selanjutnya pada fragmen kedua dan ketiga menceritakan manusia yang sedang mencari keberadaan Tuhan, mencari kedamaian, ketenangan, dan keadilan. Lagu Negeri di Awan menjadi salah satu latar belakang yang mendukung fragmen kedua dan pada fragmen ketiga inilah yang ditunggu-tunggu oleh para penonton. Pada fragmen ini ditampilkan kolaborasi multikultural yang “wah, suguhan musik dari para penabuh Etnomusikologi ISI Yogyakarta, Orkes ISI Yogyakarta, dan PSM UAJY dipadu dengan tarian tradisional dari Jawa, Bali, Dayak, Batak, dan Papua menambah cita rasa fragmen ketiga ini. Bercerita ketika akhirnya manusia telah menemukan Tuhan dan mereka menikmati kenikmatan hidup yang Tuhan persembahkan pada hamba-hambanya. Perang, bencana, kemiskinan perlahan lenyap digantikan oleh rasa persatuan dan kesatuan yang adiluhung yang mencerminkan khazanah budaya bangsa.
Menurut Wahyu, anggota PSM UAJY, dirinya sangat senang bisa tampil pada konser kali ini. “Seneng banget aku bisa tampil pada konser kali ini, apalagi ketika aku nyanyi sambil memakai pakaian tradisional Papua, mantap dah!” ujarnya sembari tersenyum. Begitu pula dengan Deny selaku ketua Konser “This Is My All”, dengan adanya konser ini, dirinya ingin menunjukkan kepada publik bahwa UAJY adalah sebuah universitas yang multikultural. “UAJY bukanlah kampus yang hanya unggul di bidang akademis semata, melainkan juga unggul di bidang nonakademisnya, seperti halnya pada beberapa UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang berprestasi di bidang budaya, olahraga, dan sebagainya yangmampu bersaing hingga tingkat nasional dan internasional. Denyjuga berharap, dengan diadakannya konser ini bisa meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan yang berbasiskan Bhinneka Tunggal Ika di tengah masyarakat multikultural sehingga tidak ada perpecahan yang terjadi, melainkan semangat untuk bersatu sebagai satu kesatuan Bangsa Indonesia.
Selanjutnya pada fragmen kedua dan ketiga menceritakan manusia yang sedang mencari keberadaan Tuhan, mencari kedamaian, ketenangan, dan keadilan. Lagu Negeri di Awan menjadi salah satu latar belakang yang mendukung fragmen kedua dan pada fragmen ketiga inilah yang ditunggu-tunggu oleh para penonton. Pada fragmen ini ditampilkan kolaborasi multikultural yang “wah, suguhan musik dari para penabuh Etnomusikologi ISI Yogyakarta, Orkes ISI Yogyakarta, dan PSM UAJY dipadu dengan tarian tradisional dari Jawa, Bali, Dayak, Batak, dan Papua menambah cita rasa fragmen ketiga ini. Bercerita ketika akhirnya manusia telah menemukan Tuhan dan mereka menikmati kenikmatan hidup yang Tuhan persembahkan pada hamba-hambanya. Perang, bencana, kemiskinan perlahan lenyap digantikan oleh rasa persatuan dan kesatuan yang adiluhung yang mencerminkan khazanah budaya bangsa.
Menurut Wahyu, anggota PSM UAJY, dirinya sangat senang bisa tampil pada konser kali ini. “Seneng banget aku bisa tampil pada konser kali ini, apalagi ketika aku nyanyi sambil memakai pakaian tradisional Papua, mantap dah!” ujarnya sembari tersenyum. Begitu pula dengan Deny selaku ketua Konser “This Is My All”, dengan adanya konser ini, dirinya ingin menunjukkan kepada publik bahwa UAJY adalah sebuah universitas yang multikultural. “UAJY bukanlah kampus yang hanya unggul di bidang akademis semata, melainkan juga unggul di bidang nonakademisnya, seperti halnya pada beberapa UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang berprestasi di bidang budaya, olahraga, dan sebagainya yangmampu bersaing hingga tingkat nasional dan internasional. Denyjuga berharap, dengan diadakannya konser ini bisa meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan yang berbasiskan Bhinneka Tunggal Ika di tengah masyarakat multikultural sehingga tidak ada perpecahan yang terjadi, melainkan semangat untuk bersatu sebagai satu kesatuan Bangsa Indonesia.