Rabu, 18 Juli 2012

Mendungku

senja gelap menyelimuti renunganku
duduk terdiam dibawah atap
mendengar kebelakang suara nestapaku
apakah ia mengerti?
disini berharap telapak tangan menyilang
menunggu kedatangannya untuk menemani
mendungku tahu aku sedang bersedih
meneteskan bening bening putih ke pipiku
aku marah sangat marah
mendungpun semakin gelap melihatku
terdiam mendengar suara gemuruh
dalam kesunyian dan kesejukanku
ingin mengabaikan tetapi hati tersiksa
tersenyum pahit dalam berjalan
terasa hati terisak, tertarik sembilu dalam suara hatiku
genggaman semangat tak lagi kudapatkan
merasa tak berguna untuk menatap mendungku kesedihanku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar